[Praktikum Beton Pekan ke-3] Kelompok 4 - Pengujian Kuat Tekan Beton - Bella Listya Prasadini
Hari, tanggal praktikum : Kamis, 12 November 2015
Waktu praktikum : Pkl 10.00 - 12.00 WIB
Tempat praktikum : Lab Struktur Mekanika Tanah
Foto 1. Kelompok 4 Praktikum Bahan Bangunan Laut
Pengujian kuat tekan beton dilakukan tiap 7 hari, 14 hari, dan 28 hari.
1. Alat dan Bahan dalam Proses
Pengujian Beton
·
Alat
Untuk menguji kuat
tekan beton, alat-alat yang dibutuhkan adalah:
a. Mesin
penguji
b. Satu
set alat pelapis untuk proses capping
c. Timbangan
·
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah beton
uji
Foto 2. Beton uji sebelum dilakukan capping
2. Pengujian Beton
·
Persiapan
Pengujian
Sebelum pengujian kuat tekan beton
dilakukan, perlu dilakukan persiapan pengujian kuat tekan beton sebagai
berikut:
1.
Ambil benda uji yang akan diuji dari bak
perendaman/pematangan (curing),
kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain lembap.
2.
Timbang berat dan ukur dimensi benda
uji.
3.
Lakukan pelapisan (capping) permukaan atas dan bawah benda uji dengan mortar belerang
dengan cara sebagai berikut. Lelehkan mortar belerang di dalam pot peleleh (melting pot) yang dinding dalamnya telah
dilapisi tipis, kemudian letakkan benda uji tegak lurus pada cetakan pelapis
sampai mortar belerang cair mengeras. Lakukan proses capping pada benda uji kurang lebih 24 jam sebelum menguji kekuatan
tekannya.Dengan cara yang sama, lakukan pelapisan pada permukaan benda uji lain
yang hendak diuji kuat tekannya.
4.
Benda uji siap untuk diperiksa kekuatan
tekannya.
·
Prosedur
Pengujian
Prosedur pengujian tekan beton dapat
dilakukan dengan mengikuti standar ASTM C31 atau C92.Pengujian kuat tekan beton
dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1.
Ambil benda uji dari tempat perawatan.
2.
Letakkan benda uji pada mesin tekan
(mesin penguji) secara sentris.
3. Jalankan mesin uji tekan. Tekanan harus
ditambahan berangsur-angsur dengan kecepatan berkisar 4 kg/cm2
sampai dengan 6 kg/cm2 per detik.
4. Lakukan pembebanan hingga benda uji
hancur dan catatlah beban maksimum hingga benda uji hancur yang diberikan
selama pemeriksaan kuat tekan benda uji.
5.
Lakukan langkah 1 sampai dengan 4 sesuai jumlah benda uji yang akan ditentukan kuat tekan karakteristiknya.
Lakukan langkah 1 sampai dengan 4 sesuai jumlah benda uji yang akan ditentukan kuat tekan karakteristiknya.
Foto 3. Pengujian Kuat Tekan Beton
Foto 4. Pemberian beban tekan oleh operator
3. Hasil Percobaan
a. Hasil Pengamatan
Tabel
5.1 Hasil Uji Tekan Beton
No.
|
Tanggal Cor
|
Tanggal Tes
|
Umur (Hari)
|
Berat (kg)
|
Slump
(cm)
|
Luas Bidang Tekan (cm2)
|
Beban Maks (ton)
|
Ob (kg/cm2)
|
ob
|
28 hari (kg/cm2)
|
|||||||||
1
|
05/11/2015
|
12/11/2015
|
7
|
12,10
|
11,2
|
176,625
|
16,50
|
93,418
|
143,720
|
2
|
05/11/2015
|
12/11/2015
|
7
|
11,92
|
11,2
|
176,625
|
17,00
|
96,249
|
148,075
|
3
|
05/11/2015
|
19/11/2015
|
14
|
11,86
|
11,2
|
176,625
|
18,06
|
102,251
|
116,194
|
4
|
05/11/2015
|
19/11/2015
|
14
|
11,88
|
11,2
|
176,625
|
20,00
|
113,234
|
128,675
|
5
|
05/11/2015
|
03/12/2015
|
28
|
|
11,2
|
176,625
|
|
|
|
6
|
05/11/2015
|
03/12/2015
|
28
|
|
11,2
|
176,625
|
|
|
|
Catatan :
·
Luas
penampang didapat dari dimensi benda uji silinder berdiameter 15 cm dengan
tinggi 30 cm.
·
Kekuatan
untuk uji 28 hari didapat dari ketentuan persentase kuat tekan beton pada usia
7 dan 14 hari dibandingkan dengan kuat tekan beton pada usia 28 hari.
Grafik 5.1 Kuat Tekan
Beton
b. Perhitungan
Beton dengan
mutu K-250 menyatakan kekuatan tekan karakteristik minimum adalah 250 kg/cm2
pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan kubus beton ukuran 15x15x15 cm.
Mengacu pada PBI 71 yang merujuk pada standar eropa lama.
Beton dengan
mutu fc' 25 menyatakan kekuatan tekan minimum adalah 25 MPa pada umur beton 28
hari, dengan menggunakan silinder beton diameter 15 cm, tinggi 30 cm. Mengacu
pada standar SNI 03-2847-2002 yang merujuk pada ACI (American Concrete Institute).
1 MPa = 100/9,81 kg/cm2.
Tabel 5.2 Perbandingan Kuat Tekan
Beton pada Berbagai Benda Uji
Benda Uji
|
Perbandingan
Kuat Tekan
|
Kubus 15cm x 15cm x 15cm
|
1,00
|
Kubus 20cm x 20cm x 20cm
|
0,95
|
Silinder diameter 15cm tinggi 30cm
|
0,83
|
·
Konversi Nilai K-250 ke Nilai fc'
K-250 : 250 kg/cm2 (kubus 15cm
x 15 cm x 15cm)
Konversi ke
silinder 15cm x 30cm :
Konversi
satuan ke Mpa :
Sehingga
kekuatan beton yang diharapkan pada usia 28 hari adalah 20,36 Mpa.
·
Kekuatan Beton Uji
·
Prediksi Kuat Tekan Beton Usia 28 Hari
Tabel 5.3 Tabel Konversi Kuat Tekan
Beton
Umur beton
(hari)
|
Perbandingan
Kuat Tekan
|
3
|
0.46
|
7
|
0.65
|
14
|
0.88
|
21
|
0.96
|
28
|
1.00
|
Berdasarkan tabel 5.3 kuat tekan beton di usia 7
hari dan 14 hari dapat dikonversi menjadi nilai kuat tekan beton di usia 28
hari. Nilai tersebut merupakan nilai prediksi kuat tekan beton di usia 28 hari.
Data
perhitungan di atas telah disajikan ke dalam Tabel 5.4 yang merupakan konversi satuannya ke dalam Mpa berikut ini
Tabel 5.4 Hasil Uji Tekan Beton dalam MPa
No.
|
Tanggal Cor
|
Tanggal Tes
|
Umur (Hari)
|
Berat (kg)
|
Slump (cm)
|
Luas Bidang Tekan (cm2)
|
Beban Maks (ton)
|
Tb
(Mpa)
|
Tb
|
28 hari (MPa)
|
|||||||||
1
|
05/11/2015
|
12/11/2015
|
7
|
12,10
|
11,2
|
176,625
|
16,50
|
9,16
|
14,10
|
2
|
05/11/2015
|
12/11/2015
|
7
|
11,92
|
11,2
|
176,625
|
17,00
|
9,44
|
14,53
|
3
|
05/11/2015
|
19/11/2015
|
14
|
11,86
|
11,2
|
176,625
|
18,06
|
10,03
|
11,40
|
4
|
05/11/2015
|
19/11/2015
|
14
|
11,88
|
11,2
|
176,625
|
20,00
|
11,11
|
12,62
|
5
|
05/11/2015
|
03/12/2015
|
28
|
|
11,2
|
176,625
|
|
|
|
6
|
05/11/2015
|
03/12/2015
|
28
|
|
11,2
|
176,625
|
|
|
|
4. Analisis
Beton
akan mengalami pengerasan secara sempurna setelah 28 hari. Kekuatan beton di
usia 28 hari biasanya dijadikan sebagai ukuran kekuatan beton tersebut.
Kekuatan beton pada usia yang kurang dari 28 hari bisa dikonversi menggunakan
ketentuan di tabel 5.2 untuk memprediksi kekuatan beton pada usia 28 hari.
Beton
yang dibuat dalam praktikum ini direncanakan memiliki kekuatan 20,36 Mpa di
usia 28 hari. Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dihitung kekuatan beton pada usia 7
hari dan 14 hari yang diharapkan.
Tabel
5.5 Perbandingan Kuat Beton Rencana dan Sebenarnya
Usia
|
Tb
Rencana
(MPa)
|
Tb
Sebenarnya
(MPa)
|
7
|
13,234
|
9,16
|
7
|
13,234
|
9,44
|
14
|
17,9168
|
10,03
|
14
|
17,9168
|
11,11
|
28
|
20,36
|
|
28
|
20,36
|
|
Grafik
5.3 Perbandingan Kuat Tekan Beton Rencana dan Sebenarnya
Dari
pengujian 6 buah beton uji, didapat nilai kuat tekan beton masing-masing
sebesar 9,16
Mpa, 9,44 Mpa, 10,03 Mpa dan 11,11 MPa. Hasil uji kuat tekan beton yang
diprediksi untuk usia 28 hari yaitu pengujian pada hari ke-7 adalah 14,10 Mpa dan
14,53 MPa, sedangkan untuk pengujian pada hari ke-14 adalah 11,40 MPa dan
12,62 MPa. Dari proses pengecoran, didapat sampel beton dengan struktur cukup
baik dan sampel beton dengan struktur berongga. Maka untuk tiap periode uji,
digunakan dua sampel beton untuk diuji kuat tekannya.
Dari
nilai hasil uji tekan beton yang telah didapat, dapat dilihat bahwa terjadi
perbedaan hasil uji dengan kuat tekan beton rencana, yaitu K-250. Nilai kuat
tekan beton percobaan tertinggi yang didapat hanya sebesar 12,62 MPa di usia 14
hari.
Terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan nilai kuat tekan beton uji tidak mencapai
nilai kuat tekan rencana.
Foto 5. Hasil Uji Kuat Tekan Beton
Faktor
pertama adalah terbentuknya struktur beton yang berrongga. Struktur yang
berongga mengakibatkan kemampuan beton untuk menahan beban menjadi berkurang
dan kekuatan tekannya lebih rendah dibandingkan dengan beton yang memiliki
struktur yang baik (tidak berrongga). Hal ini dapat menyebabkan nilai kuat
tekan beton tersebut berkurang karena kepadatan beton tersebut berkurang akibat
adanya rongga, dan perambatan gaya tidak terjadi secara merata karena adanya
rongga-rongga kosong yang tidak mampu menahan beban. Struktur beton yang
keropos dapat terjadi akibat proses pemadatan dengan menggunakan alat vibrator dengan periode terlalu singkat
dan tidak menjangkau keseluruhan bagian adonan di dalam bekisting, serta alat
vibrator yang terlalu cepat diangkat. Proses-proses tersebut menyebabkan
pemadatan yang kurang merata (ada bagian dari adonan yang tidak terpadatkan),
serta tertinggalnya rongga-rongga udara pada adonan karena alat vibrator
terlalu cepat diangkat.
Faktor
kedua, terjadinya fenomena segregasi saat pemindahan adonan dari mixer menuju
wadah penampung adonan. Dapat dilihat pada wadah, adonan yang tersisa hanya
terdiri dari kerikil yang bercampur dengan mortar. Hal ini dapat menyebabkan
beton keras menjadi keropos.
0 komentar:
Posting Komentar